Pendahuluan

“ Kondisi ekonomi dunia saat ini: mahalnya pangan, kemiskinaan, kelaparan dan  ketimpangan ekonomi.  Revolusi industri yang merusak, menciptakan global warming dan kerusakan lingkungan. Maka benar bahwa kerusakan bumi ini  karena ulah manusia itu sendiri. Manusia lupa dengan apa yang menjadi kebutuhan sebenarnya untuk hidup, sebelum pada saatnya nanti mati meninggalkan dunia ini.”

Perkenalkan saya Mahmud Yasin, pencetus ide sistem Swalayan Bersama. Kami membuat sistem Swalayan Bersama untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan aplikasi/software khusus yang sudah kami buat, dapat dimanfaatkan untuk memantau dan meningkatkan kesejahteraan masyarakyat. Kami memberikan managmen sistem dan software yang kami buat tersebut secara gratis kepada masyarakat yang ingin mendirikan Swalayan Bersama.
Melalui tulisan ini, saya juga mengajak Anda selaku pribadi ataupun kelompok/instansi untuk membangun sistem ekonomi adil secara bersama-sama demi generasi saat ini dan yang akan datang dengan sistem Swalayan Bersama.
Sebelum memulai penjelasan tentang Swalayan Bersama saya ingin mengajak Anda, untuk sejenak merenung dan berfikir serta menasehati Kita semua tentang:
APA SEBENARNYA YANG DIBUTUHKAN MANUSIA SELAMA HIDUP DI DUNIA INI?
Apakah Uang? Harta? Kekayaan? Tahta? ataupun Kemewahan lainya?
Ternyata BUKAN itu semua. Manusia hanya butuh REZEKI selama hidupnya.
Lalu, apakah sebenarnya rezeki itu?
Berikut beberapa penjelasan tentang rezeki:
Ayat-ayat Al-Quran:
Ø  Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Al-Baqarah : 22)

Ø  Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah : 25).

Ø  Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. (Al-Baqarah : 60)

Ø  Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".(Al-Baqarah : 126)

Ø  Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (Al-Baqarah : 172)

Ø  Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Al-Baqarah : 212)

Ø  Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."(Ali-Imran: 27)

Ø  Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab ('Āli `Imrān : 37).

Ø  Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (An-Nisā' :100).

Ø  Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (Al-Mā'idah : 88).

Ø  Isa putera Maryam berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling Utama" (Al-Mā'idah : 114).

Ø  Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui, dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sesungguhnya mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.(Al-'An`ām :140).

Ø  Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al-'An`ām :142).

Ø  Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya) (Al-'An`ām : 151).

Ø  Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.(Al-'A`rāf : 32)

Ø  Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga) menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir , (Al-'A`rāf : 50)

Ø  Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan kepadamu". Mereka tidak menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri. (Al-'A`rāf : 160).

Ø  Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?".(Yūnus : 31).

Ø  Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu (Yūnus : 93).

Ø  Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). (Hud : 6).

Ø  Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (Ar-ra’d : 26)

Ø  Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai ('Ibrāhīm : 32).

Ø  Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur ('Ibrāhīm : 37).

Ø  Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya (Al-Ĥijr:20).

Ø  Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit juapun) (An-Naĥl :73).

Ø  Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (An-Naĥl : 112).

Ø  Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah (An-Naĥl : 114).

Ø  Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar (Al-'Isrā':31).

Ø  Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan  (Al-'Isrā' : 70).

Ø  Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam. Bagi mereka rezekinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang. (Maryam : 62).

Ø  Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. (Taahaa : 81).

Ø  supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. (Al-Hajj : 28).

Ø  Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (Al-Hajj : 34).

Ø  Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu memang orang-orang yang benar". (An Naml : 64)

Ø  Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu. berkata: "Aduhai. benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)". (Al Qashash : 82)

Ø  Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Saba’ : 24)

Ø  Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (Faathir : 3)

Ø  Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Asy Syuura : 12)

Ø  Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (Ar-Rūm : 40).
Apakah ayat-ayat Al-Quran diatas mendekatkan makna rezeki kepada Uang? Harta? Kekayaan? Tahta? ataupun Kemewahan lainya? TIDAK
Ada 3 definisi yang akan lebih mendekatkan makna rezeki. Yaitu: Rezeki, Uang, Harta.
Semua  sangat berbeda tapi kebanyakan menganggapnya sama. Banyak yang bilang uang itu rezeki, harta itu rezeki, bahkan kesehatan itu disebut sebagai rezeki. Jika serampangan mengartikan rezeki, maka akan kabur makna rezeki yang sebenarnya.
Silahkan baca lagi ayat-ayat Al-Qur’an diatas. Mari kita resapi makna rezeki bersama-sama.
·      Rezeki dapat diartikan sebagai APA saja yang kita makan akan mengenyangkan (kebutuhan untuk hidup) dan APA saja  yang kita pakai/manfaatkan/gunakan akan rusak atau habis. Makanan, sayuran, buah-buahan, biji-bijian, daging, telur adalah rezeki dari apa yang kita makan akan mengenyangkan (kebutuhan untuk hidup). Itu adalah rezeki yang paling utama. Yang kedua adalah pakaian saat dipakai, perhiasan saat dipakai, kendaraan saat digunakan. Itu adalah rezeki yang kita pakai/manfaatkan/gunakan akan rusak atau habis. Ketika materi tersebut diletakkan, itu bukan lagi rezeki tapi harta. Bisa jadi perhiasaan itu hilang, kendaraan yang kita punya dipinjam tanpa izin dahulu lalu tidak dikembalikan, makanan dimakan kucing atau orang lain. Maka, tidak jadi mendapatkan rezeki dari harta yang kita punya.

·      Uang adalah Alat tukar. Banyak yang mengejar uang dan lupa bahwa yang dia butuhkan di dunia ini hanyalah rezeki. Banyak yg menjadikan pemikiran bahwa banyak uang berarti banyak rezekinya. Karena tertipu oleh uang kadang manusia jadi hilang sifat-sifat manusianya. Tega menipu,  mencuri, merampok, mencopet dll demi untuk mendapatkan uang. Enggan bekerja untuk memperoleh rezeki sebenarnya.

·      Harta adalah rezeki yang melimpah secara berlebihan. Banyak manusia yang hilang akal/naluri/logika karenanya. Disinilah awal mula manusia lupa hakikat penciptaanya di dunia. Merasa dengan mengumpulkan banyak harta maka bahagia selamanya. Harta di dunia ini seluruhnya milik Allah. Pada saatnya tiba, harta akan kembali menjadi milik-Nya. Karena hakikatnya adalah Apa yang ada dilangit dan di bumi adalah milik-Nya termasuk diri kita. Harta yang ada di dunia ini akan digunakan generasi berikutnya selama manusia itu masih hidup. Ketika mati, harta tidak akan dibawa sedikitpun. Banyak yang gila dunia dan mengejarnya. Seolah akan hidup selamanya. Di akhirat kelak, harta inilah yang akan dihisab, darimana dan bagaimana cara mendapatkanya.

Jangan mengkhawatirkan rezeki untuk anak-anak kita. Bukankah Allah sudah menjajikanya? Semoga kita tidak ragu akan janji dari-Nya. Tersebut  dalam surat Al-Isra ayat 31 diatas.
Mari kita ingat kembali kisah Qorun dan Fir’aun sebagai perumpamaan. Qorun adalah  orang yang dikisahkan memiliki harta melimpah ruah. Sampai-sampai orang sekarang ketika menemukan harta tak terduga/galian menyebutnya sebagai harta Karun. Apakah harta Qorun dibawa mati? TIDAK. Satu gram saja dari hartanya? TIDAK. Apakah dia membawanya ke alam kubur? Sekali lagi TIDAK. Dia hanya butuh rezeki selama hidupnya di dunia.
Apakah kekuasaan Fir’aun juga selamanya? ternyata tidak. Kekuasaan tidak berarti apa-apa di akhirat kelak. Semua itu hanya berlaku di dunia.
Kisah Qorun dan Fir’aun bisa menjadikan kita lebih memahami apa sebenarnya kebutuhan manusia dari  dunia ini,  yaitu REZEKI.
Apalagi kekayaan manusia sekarang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan umat-umat terdahulu. Lalu apa yang akan kita banggakan? Tumpukan kertas yang melekat diatasnya berupa tinta? manusia zaman sekarang menyebutnya sebagai UANG.
Berapakah kebutuhan rezeki manusia? Tidak perlu berlebihan. Paling hanya 3 piring nasi sehari, tidak akan mungkin satu orang menghabiskan beras satu karung sehari. Baju cukup satu yang dipakai. Tidak akan bisa memakai selusin sekali pakai, bukankah begitu?
“ Jadi jelas, bahwa yang dibutuhkan manusia hanyalah rezeki. Tapi sayangnya orang-orang yang berusaha mendatangkan rezeki (petani, peternak, pengusaha kecil) malah menemui kesulitan-kesulitan.  Malah kadang diperlakukan tidak adil “
Maka dari itu, diperlukan suatu sistem adil yang bisa memudahkan jalan rezeki. Sitem tersebut dinamakan Swalayan Bersama.
Swalayan: Karena barang diambil sendiri. Swa: sendiri, Layan: melayani. Jadi Swalayan dapat diartikan mengambil sendiri barang yang dibutuhkan.

Bersama: Karena dimiliki bersama dan dihidupkan/didukung secara bersama-sama.